11 Juli 2008

Ada apa di Kota Jombang

Sabtu, 5 Juli 2008

Pagi itu rencanaku hendak berobat mataku yang sejak seminggu lalu sakit kelilipan muring dan memerah darah. Aku merasa sudah selama ini belum merasa lebih baik juga. Yah, begitulah aku, seringkali ketika sakit aku membiarkan tubuhku bereaksi memberikan imun sendiri terlebih dulu dan aku tak segera minum obat atau memeriksakan ke dokter. Dan memang biasanya sakit yang tidak seberapa akan sembuh sendiri dalam 3 sampai 4 hari. Tapi kali ini sampai hampir 10 hari tak kunjung mengalami perubahan yang signifikan menuju kesembuhan, mau tak mau aku harus memeriksakan ke dokter poli mata. Maka aku rencanakan ke RSUD Swadana Jombang, karena di puskesmas terdekat tidak melayani poli mata. Sebenarnya ada puskesmas pembantu RS yang tidak terlalu jauh dari rumahku, tepatnya di Miagan Mojoagung, tapi karena katanya hanya buka pada hari selasa dan jum'at saja, maka tak ada pilihan aku harus ke RSUD yang jaraknya kira-kira 15 Km dari rumahku.


Sekitar Jam 8 pagi aku bersiap untuk berangkat dan sekalian saja aku mengantar Ibuku yang kuliah di PGTPQ-LPPTQ Diwek. Tak lebih dari 15 menit aku sudah sampai di kampus ibuku, dan akupun meneruskan perjalanan ke arah utara menuju Kota Jombang. Akhirnya sampai juga dalam 10 menitan, segera kuparkir motorku dan aku bergegas ke informasi. Kutanyakan tempat poli matanya, maklumlah aku sudah lama dan bahkan hampir tak pernah masuk ke RSUD ini karena biasanya aku hanya ke Puskesmas terdekat jika sakit. Ah, sialnya aku, ternyata poli mata hanya buka pada hari senin-jumat itupun jam 11 sudah tutup. Dengan rasa kecewa aku meninggalkan RSUD dan menhan rasa sakit pada mata kiriku.

Daripada pulang tangan kosong, aku pun sedikit santai berkeliling Kota Jombang yang sudah 2 bulan ini tak pernah kusambangi. Mmmm, ternyata kali ini tambah rame dan meriah. Kupacu motorku ke arah jalan A. Yani, katanya ada supermarket baru namanya Keraton Jombang. Betul saja, dari jarak 100 M terlihat keramaian yang cukup sesak, rupanya banyak pengunjung atau lebih tepatnya calon pembeli di area supermarket itu. Maklumlah supermarket ini masih dalam grand opening dan memang terlihat paling besar dibanding tempat belanja lain yang ada di kota ini. Sebenarnya ada supermarket lain yang cukup besar di daerah simpang tiga yakni B-Mart, tapi kalau di banding supermarket ini rasanya kok lebih luas dan besar yang ini. Apalagi cukup lengkap isinya dimana pada lantai 1 terdapat beragam kebutuhan comsumer goods dan arena permainan anak sedang di atas dijual berbagai fashion dan accessory. Meski begitu ada beberapa masalah yang masih diperdebatkan keberadaan, mulai tentang ijin lokasinya yang menyalahi rencana tata ruang kota maupun dampak sosialnya terhadap pengguna jalan dan pedagang kecil di sekelilingnya.

Bagi Kota kecil ini, keberadaaan supermarket ini cukup istimewa, mungkin seakan dianggap mall kecil atau sebut saja small mall. Bagaimana tidak, dilihat dari jumlah pengunjung baik yang belanja atau sekedar lihat-lihat dan bersenang-senang di permainan anak cukup banyak, tidak seperti kunjungan di tempat belanja modern lain B-Mart, Alfa atau IndoMaret. Memang akhir-akhir ini bermunculan pusat-pusat perbelanjaan modern dan hiburan di Kota Jombang. Setelah menjamurnya minimarket dan ruko, kini mulai ada supermarket yang lebih besar. Mungkinkah ini indikasi pertumbuhan ekonomi masyarakat Jombang? Bisa iya bisa tidak, karena salah satu indikatornya adalah meningkatnya daya beli masyarakat yang tentu saja meningkatnya pendapatan atau mungkin ini sekedar euforia sesaat masyarakat karena ada sesuatu yang berbeda.

Mungkin seandainya ada Mall besar sekarang ini belum tentu diminati oleh masyarakat, karena aku rasa pertumbuhan ekonomi Kota ini masih relatif kecil. Kalau 5 atau 6 tahun lagi mungkin bisa jadi sesuatu yang sangat prospek. Aku rasa kota ini mulai menjadi kota satelit yang sedang berkembang. Andai jalan tol trans jawa sudah selesai dan melewati kota ini, mungkin pertumbuhan ekonominya semakin naik lebih cepat.

Kota Jombang seringkali disebut kota santri atau bisa juga disebut kota pelajar karena adanya berbagai pesantren dan berbagai sekolah dari tingkat SD sampai Universitas yang tak kalah dari kota-kota besar lain. Satu hal yang sampai sekarang menurutku belum menunjang statusnya sebagai koat santri/pelajar adalah belum adanya toko buku yang besar yang menyediakan berbagai buku teks literatur atau bacaan yang cukup lengkap. Seringkali untuk mendapatkan suatu buku tertentu mesti nitip ke teman yang ada di Surabaya, padahal kebutuhan akan bacaan sangat tinggi mengingat jumlah pelajar yang ada cukup banyak karena adanya pertambahan pelajar yang nyantri di kota ini dari luar kota. Di lihat dari prospek bisnis pun sebenarnya cukup signifikan. Andai ada yang cukup modal untuk mau membangun toko buku seperti Gramedia atau Uranus pastilah menguntungkan baik untuk si empunya toko lebih-lebih bagi masyarakat Jombang.

Setelah melihat-lihat sebentar dan sekalian saja belanja untuk keperluanku sehari-hari akupun memutuskan untuk pulang ke rumah. Ayo Jombangku, Majulah dan Berkembanglah.

Tidak ada komentar: