Minggu, 6 April 2008
Dua minggu kemarin Kakakku memesan seperangkat alat 'samroh' katanya titipan atasannya. Karena Kakak sudah balik ke Cibinong, maka aku dititipi untuk mengambilnya untuk kemudian dipaketkan ke Kakak. Pagi ini aku mulai bersiap, aku merasa malas sarapan pagi padahal sudah disediakan Ibu sejak jam 6 pagi tadi. Kuajak temanku yang bertetanggan denganku untuk menemaniku, karena aku tak mungkin membawa sendiri peralatan itu meski beratnya tidak seberapa tapi memakan ruang dan mungkin terlalu sulit kalau aku bawa sendiri. Kulihat jam 9 pagi saat aku mulai menstarter sepeda motor yang kunaiki.
Dengan laju kira 70 Km/jam menggenjot sepeda motorku, 10 menit kemudian aku harus mampir dulu ke ATM BCA Jombang karena sisa pembayaran dari Kakak ditransfer ke rekeningku. Tak terlalu menunggu karena ATM di kota kecil ini mungkin tak banyak orang yang menggunakan. Kuambil 2 lembar ratusan ribu saja, karena kekurangan yang mesti kubayarkan hanya 175 ribu rupiah.
Selesai urusanku di ATM itu kupacu lagi sepeda motorku dengan kecepatan yang sama seperti saat aku berangkat. Kali ini perjalananku kuteruskan ke arah barat kota jombang, sekitar 15 menit sampai juga tujuanku di Desa Pagerwojo Kecamatan Perak. Ya, di daerah sinilah aku akan mengambil pesanan Kakak. Dan mungkin satu-satunya kerajinan alat terbang, samroh, banjari dan sebangsanya yang ada di wilayah Kabupaten Jombang, kalaupun ada yang lain mungkin tak setenar di tempat ini.
Setelah melewati pasar kecamatan Perak, aku berbelok ke arah kanan. Kira-kira 50 meter kulihat plang yang menunjukkan tempat yang akan kutuju. Tapi sebelum 10 meter ada sebuah perempatan kecil yang sepi, kupelankan laju sepeda motorku. Kulihat ada pengendara lain dari arah lain tepatnya dari arah kananku, aku bermaksud memberi jalan kepadanya tapi kulihat dia malah berhenti, akhirnya kuteruskan jalanku. Kurang dari 10 detik, dia tiba-tiba melaju ke arahku maka tak ayal aku tertabrak di bagian samping kanan belakang motorku. Aku berusaha mengendalikan sepeda motorku, mesti tak terlalu keras tabrakan itu tapi aku tetap tidak bisa menghidari daya momentum yang menghantam bagian belakang sepeda motor. Kendali oleng ke kiri, tiba-tiba "brak.." terpaksa aku menyeruduk tiang telepon yang berdiri tegak di pojok kanan perempatan. Meski tak jatuh dari sepeda motorku, aku merasakan denyutan ngilu di kaki kiri dan dengan lecet-lecet darah di beberapa bagian kakiku. Kuraba bagian betis dan mata kakiku yang kini membengkak sebesar bola bekel, wuih.. sakitnya. Kuparkir sepeda motorku, kemudian banyak orang berkerumun di sekitarku, beberapa orang menawariku minum dan memberiku antiseptik 'bethadine'. Sepeda motorku pun bengkok pada bagian spion dan versneleng. Kulihat lawan tabrakanku sama nasibnya denganku. Karena kesalahan yang tidak disengaja kami sepakat tidak ada tuntutan di antara kami. Akupun pulang dengan masih menahan rasa sakit.
Karena insiden ini rencanaku mengunjungi pernikahan temanku di Sooko Mojokerto kubatalkan, begitu juga niatku mengantar Ibuku nyambangi Adikku di Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri terpaksa tidak bisa kupenuhi. Rencanaku mengirimkan paketan Kakak pun tertunda dan baru kukirimkan lewat Elteha pada hari selasa. Alhamdulillah ketika blog ini ditulis kondisi kakiku sudah berangsur pulih.
Dua minggu kemarin Kakakku memesan seperangkat alat 'samroh' katanya titipan atasannya. Karena Kakak sudah balik ke Cibinong, maka aku dititipi untuk mengambilnya untuk kemudian dipaketkan ke Kakak. Pagi ini aku mulai bersiap, aku merasa malas sarapan pagi padahal sudah disediakan Ibu sejak jam 6 pagi tadi. Kuajak temanku yang bertetanggan denganku untuk menemaniku, karena aku tak mungkin membawa sendiri peralatan itu meski beratnya tidak seberapa tapi memakan ruang dan mungkin terlalu sulit kalau aku bawa sendiri. Kulihat jam 9 pagi saat aku mulai menstarter sepeda motor yang kunaiki.
Dengan laju kira 70 Km/jam menggenjot sepeda motorku, 10 menit kemudian aku harus mampir dulu ke ATM BCA Jombang karena sisa pembayaran dari Kakak ditransfer ke rekeningku. Tak terlalu menunggu karena ATM di kota kecil ini mungkin tak banyak orang yang menggunakan. Kuambil 2 lembar ratusan ribu saja, karena kekurangan yang mesti kubayarkan hanya 175 ribu rupiah.
Selesai urusanku di ATM itu kupacu lagi sepeda motorku dengan kecepatan yang sama seperti saat aku berangkat. Kali ini perjalananku kuteruskan ke arah barat kota jombang, sekitar 15 menit sampai juga tujuanku di Desa Pagerwojo Kecamatan Perak. Ya, di daerah sinilah aku akan mengambil pesanan Kakak. Dan mungkin satu-satunya kerajinan alat terbang, samroh, banjari dan sebangsanya yang ada di wilayah Kabupaten Jombang, kalaupun ada yang lain mungkin tak setenar di tempat ini.
Setelah melewati pasar kecamatan Perak, aku berbelok ke arah kanan. Kira-kira 50 meter kulihat plang yang menunjukkan tempat yang akan kutuju. Tapi sebelum 10 meter ada sebuah perempatan kecil yang sepi, kupelankan laju sepeda motorku. Kulihat ada pengendara lain dari arah lain tepatnya dari arah kananku, aku bermaksud memberi jalan kepadanya tapi kulihat dia malah berhenti, akhirnya kuteruskan jalanku. Kurang dari 10 detik, dia tiba-tiba melaju ke arahku maka tak ayal aku tertabrak di bagian samping kanan belakang motorku. Aku berusaha mengendalikan sepeda motorku, mesti tak terlalu keras tabrakan itu tapi aku tetap tidak bisa menghidari daya momentum yang menghantam bagian belakang sepeda motor. Kendali oleng ke kiri, tiba-tiba "brak.." terpaksa aku menyeruduk tiang telepon yang berdiri tegak di pojok kanan perempatan. Meski tak jatuh dari sepeda motorku, aku merasakan denyutan ngilu di kaki kiri dan dengan lecet-lecet darah di beberapa bagian kakiku. Kuraba bagian betis dan mata kakiku yang kini membengkak sebesar bola bekel, wuih.. sakitnya. Kuparkir sepeda motorku, kemudian banyak orang berkerumun di sekitarku, beberapa orang menawariku minum dan memberiku antiseptik 'bethadine'. Sepeda motorku pun bengkok pada bagian spion dan versneleng. Kulihat lawan tabrakanku sama nasibnya denganku. Karena kesalahan yang tidak disengaja kami sepakat tidak ada tuntutan di antara kami. Akupun pulang dengan masih menahan rasa sakit.
Karena insiden ini rencanaku mengunjungi pernikahan temanku di Sooko Mojokerto kubatalkan, begitu juga niatku mengantar Ibuku nyambangi Adikku di Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri terpaksa tidak bisa kupenuhi. Rencanaku mengirimkan paketan Kakak pun tertunda dan baru kukirimkan lewat Elteha pada hari selasa. Alhamdulillah ketika blog ini ditulis kondisi kakiku sudah berangsur pulih.

![Validate my RSS feed [Valid RSS]](http://www.feedvalidator.org/images/valid-rss-jonathan.gif)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar