13 Maret 2008

Monopoly Game

Bermain game adalah hobiku sejak dulu, bahkan karena game lah aku memulai ketertarikanku pada yang namanya komputer. Beberapa hari ini aku bermain game monopoly, seakan teringat masa kecil sewaktu masih duduk di bangku SD. Permainan yang cukup mengasyikkan tapi juga melelahkan karena untuk menyelesaikan sampai tuntas akhir permainan memerlukan waktu yang cukup lama, paling tidak 1 jam bahkan bisa 3 jam lebih.


Permainan kali ini aku mainkan dengan 2 orang teman dalam satu komputer, inilah membuat sedikit kecewa karena umumnya permainan multiplayer didukung jaringan, tapi monopoly kali ini tidak mendukung jaringan, jadinya terlihat ngruntel di depan PC-ku. Padahal sebenarnya fasiltas jaringan LAN sudah cukup terpasang dengan baik di rumah kontrakanku. Apa boleh buat mungkin setelah permainan ini aku akan mencari game monoply yang support network.

Dimulailah daduku yang menggelincir, yap pelan menuju angka 6, mulai kubeli satu lokasi tanah. Dadu kemudian beralih kendali ke Maman, menggelinding dan berputar ke angka 11, satu lokasi terbeli. Selanjutnya giliran Son mengocok dadu, angka 7 yang keluar, yah mampir dulu di posisi chance, collect some money, sedikit kecewa karena tidak mendapatkan satu tempat. Dadu berputar-putar cukup lama, 45 menit berlalu masing-masing sudah memeperoleh lokasi tapi tak satupun yang mendapatkan 1 persil komplit, jadi tak satupun yang boleh membangun rumah apalagi hotel. Daripada terlalu lama, kami sepakat melakukan trade tukar tempat sehingga masing-masing dari kami mempunyai minimal 1 persil lengkap, bahkan aku mempunyai 2 persil. 3 rumah kupasang di masing-masing lokasi, hehe.. sedikit jebakan untuk yang lain. Tapi tak kalah serunya Maman dan Son juga menanam ranjau beberapa rumah yang cukup bikin deg-degan kalau aku mesti mampir. 20 menit permainan berlanjut semakin seru, saat-saat menjelang persil lawan selalu merasa tegang, jangan-jangan mampir maka jika tidak bisa membayar keseluruhan tagihan uang menginap maka bangkrutlah sudah. Sayangnya, dadu tidak berpihak pada Son, justru berpihak padaku, hehe.. 2 kali Son harus membayar mahal atas jasa inap di persilku, tapi itu tidak membuatnya bangkrut, sekali lagi dadunya meluncur kali ini benar-benar sial bagi Son, lemparan dadunya tepat dia harus menginap di persil Maman, setelah semua bangunan di-sell, kemudian di-mortgage tak cukup juga maka satu-satunya jalan adalah declaracy of bangkrupt. Berakhir sudah permainan Son, kini semua persil Son harus diserahkan ke Maman.

Kini permainanku melawan Maman, rupanya aku merasa sangat kaya sehingga tidak cukup kalau mempunyai 2 persil, aku harus merogoh separo kekayaanku untuk melakukan trade dengan Maman untuk mendapatkan 1 persil lagi. Tapi, setelah itu kesialanku dimulai, aku pelan-pelan mulai terkena jebakan ranjau hotel Maman, maka setelah beberapa lama kemudian gilirankulah yang benar-benar harus declaracy of bangkrupt. Maka, Mamanlah yang menjadi Juara kali ini.

Begitulah permainan monopoly, seperti kehidupan sehari-hari, terkadang kita memang telah berusaha melempar dadu nasib tapi akhirnya memang Yang Maha Kuasa lah yang menentukan dimana kita mesti berada. Begitu juga keadaan kita mungkin sekarang lagi mujur dengan kepandaian, kekayaan atau keelokan bisa jadi di kemudian hari kita mengalami keadaan titik terendah dan tentu saja bisa benar-benar hancur dan musnah. Sekali waktu kita memang diberi chance, tapi kita tak pernah tahu apakah itu suatu kesialan atau keberuntungan, maka sikap kita adalah senantiasa mesti merasa ikhlas dan legowo. Apakah lantas kita harus pasrah saja karena kita tak tahu apa dan bagaimana nasib kita di kemudian hari, hanya menunggu takdir yang melindas kita? tentu tidak, karena sebenar-benar pasrah adalah saat ketika kita sudah berusaha dengan semaksimal mungkin. Dan di setiap hari kita senantiasa melempar dadu kehidupan untuk mencapai tujuan. Dan tujuan akhir adalah keridlaan-Nya.

Tidak ada komentar: