Jika aku ditanya warna apa yang kusuka?, tentu aku menjawab warna hijau dan biru. Kenapa hijau? karena hijau menyegarkan seperti dedaunan segar yang dihembus embun pagi. Biru mencerahkan seperti langit di siang hari yang cerah. Meski aku akui aku tak seberapa mengerti tentang warna, dan itupun hanya deskripsi menurut diriku sendiri. Beberapa orang bahkan meyakini bahwa setiap warna memiliki simbol tersendiri yang unik, seperti warna merah itu berani seperti api yang meletup-letup. Warna putih itu suci dan bersih seperti butiran salju atau selembut kapas. Warna hitam berarti kesedihan, kegelapan dan kengerian. Aku suka warna hijau dan biru bukan berarti aku tidak suka warna yang lain, karena aku tahu bahwa di manapun aku berada selalu bersama warna-warni yang beraneka ragam, bahkan gabungan beberapa warna yang banyak menciptakan warna pelangi yang indah.
Warna yang mudah dikenal oleh banyak orang mungkin sekedar warna yang terlihat pada pelangi, yakni Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U dan Hi-Pu (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Hitam dan Putih). Terkadang banyak orang mendeskripsikan warna merah yang agak terang tetap dianggap warna merah saja, padahal perubahan sepersekian degradasi akan menimbulkan sensasi warna berbeda. Aku tak akan menjelaskan bagaimana warna itu tercipta karena aku bukan ahli fisika, sedikit yang kutahu bahwa warna terjadi karena spektrum tertentu yang disebabkan adanya sinar putih, meski begitu tergantung juga adanya pigmen pada suatu benda. Karenanya warna tidak akan terlihat ketika cahaya benar-benar tak ada sama sekali. Karena keterbatasan asosiasi kita terhadap warna, kita menyebutnya dalam 9 warna saja.
Jika kita bermain-main warna dengan komputer tentu kita tahu bahwa dalam suatu desain grafis warna dinyatakan dalam kode hexa 6 digit dari #000000 s/d #FFFFFF, dimana nilai #000000 adalah warna paling gelap (hitam) dan #FFFFFF adalah warna paling terang(putih). Jadi dalam komputer kita mengenal sebanyak 16^6 yang berarti sebanyak 16.777.216 warna, bayangkan begitu banyaknya. Meski begitu, umumnya dalam pilihan warna cube hanya disebutkan 255 warna saja, karena mungkin dengan perubahan 1 angka gradasi tidak terlalu mencolok perbedaanya. Kombinasi warna merupakan gabungan 3 warna primer yakni RGB (Red-Green-Blue), tapi ini berlaku untuk gabungan warna yang berasal dari suatu sinar cahaya langsung. Akan berbeda jika kita menginginkan mencetak suatu hasil desain, tentu tak akan ada warna tinta Blue yang ada justru warna Yellow. Karena itu umumnya untuk standar desain yang tampil di layar monitor adalah RGB, akan tetapi untuk printing (cetakan) digunakan stadar CMYK (Cyan-Magenta-Yellow-Black). Lah terus apa pengaruhnya? tentu saja berpengaruh, ketika kita mencoba mendesain dengan layar monitar CRT kita, akan tetapi ketika dicetak tidak benar-benar sama persis. Bahkan, ketika kita menggunakan layar LCD atau monitor CRT yang sedikit buram karena IC RGB-nya rusak, sedikit warna akan betul-betul berbeda dengan hasil printing-nya.
Menurut pengalamanku, saat akan mendesain atau mengolah suatu image (gambar) yang akan hanya ditampilkan di layar monitor, semisal mendesain untuk website, flash profile atao animasi komputer tentu penggunaan warna RGB lebih baik. Sedangkan jika aku bermaksud mencetak ke atas kertas akan mengubah standarnya menjadi CMYK, meski tetap ada perbedaan warna dari layar monitor dengan hasil cetakan, akan tetapi sedikit lebih baik ketimbang ketika menggunakan standar RGB. Umumnya ketika aku mendesain web aku menggunakan Adobe Photosop, dan ketika harus mendesain cetakan aku menggunakan CorelDraw, karena yang kubisa hanya tools ini hehe... , Umumnya tools yang berbasis iamge pixel lebih baik digunakan untuk pengolah gambar untuk layar monitor, dan tools yang berbasis vektor lebih cocok untuk hasil cetakan.
Bagaimanapun, warna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Dengan warna-warni yang berbeda dan berkombinasi akan menciptakan suasana yang artistik dan menyenangkan.
Warna yang mudah dikenal oleh banyak orang mungkin sekedar warna yang terlihat pada pelangi, yakni Me-Ji-Ku-Hi-Bi-Ni-U dan Hi-Pu (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Ungu, Hitam dan Putih). Terkadang banyak orang mendeskripsikan warna merah yang agak terang tetap dianggap warna merah saja, padahal perubahan sepersekian degradasi akan menimbulkan sensasi warna berbeda. Aku tak akan menjelaskan bagaimana warna itu tercipta karena aku bukan ahli fisika, sedikit yang kutahu bahwa warna terjadi karena spektrum tertentu yang disebabkan adanya sinar putih, meski begitu tergantung juga adanya pigmen pada suatu benda. Karenanya warna tidak akan terlihat ketika cahaya benar-benar tak ada sama sekali. Karena keterbatasan asosiasi kita terhadap warna, kita menyebutnya dalam 9 warna saja.
Jika kita bermain-main warna dengan komputer tentu kita tahu bahwa dalam suatu desain grafis warna dinyatakan dalam kode hexa 6 digit dari #000000 s/d #FFFFFF, dimana nilai #000000 adalah warna paling gelap (hitam) dan #FFFFFF adalah warna paling terang(putih). Jadi dalam komputer kita mengenal sebanyak 16^6 yang berarti sebanyak 16.777.216 warna, bayangkan begitu banyaknya. Meski begitu, umumnya dalam pilihan warna cube hanya disebutkan 255 warna saja, karena mungkin dengan perubahan 1 angka gradasi tidak terlalu mencolok perbedaanya. Kombinasi warna merupakan gabungan 3 warna primer yakni RGB (Red-Green-Blue), tapi ini berlaku untuk gabungan warna yang berasal dari suatu sinar cahaya langsung. Akan berbeda jika kita menginginkan mencetak suatu hasil desain, tentu tak akan ada warna tinta Blue yang ada justru warna Yellow. Karena itu umumnya untuk standar desain yang tampil di layar monitor adalah RGB, akan tetapi untuk printing (cetakan) digunakan stadar CMYK (Cyan-Magenta-Yellow-Black). Lah terus apa pengaruhnya? tentu saja berpengaruh, ketika kita mencoba mendesain dengan layar monitar CRT kita, akan tetapi ketika dicetak tidak benar-benar sama persis. Bahkan, ketika kita menggunakan layar LCD atau monitor CRT yang sedikit buram karena IC RGB-nya rusak, sedikit warna akan betul-betul berbeda dengan hasil printing-nya.
Menurut pengalamanku, saat akan mendesain atau mengolah suatu image (gambar) yang akan hanya ditampilkan di layar monitor, semisal mendesain untuk website, flash profile atao animasi komputer tentu penggunaan warna RGB lebih baik. Sedangkan jika aku bermaksud mencetak ke atas kertas akan mengubah standarnya menjadi CMYK, meski tetap ada perbedaan warna dari layar monitor dengan hasil cetakan, akan tetapi sedikit lebih baik ketimbang ketika menggunakan standar RGB. Umumnya ketika aku mendesain web aku menggunakan Adobe Photosop, dan ketika harus mendesain cetakan aku menggunakan CorelDraw, karena yang kubisa hanya tools ini hehe... , Umumnya tools yang berbasis iamge pixel lebih baik digunakan untuk pengolah gambar untuk layar monitor, dan tools yang berbasis vektor lebih cocok untuk hasil cetakan.
Bagaimanapun, warna adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Dengan warna-warni yang berbeda dan berkombinasi akan menciptakan suasana yang artistik dan menyenangkan.

![Validate my RSS feed [Valid RSS]](http://www.feedvalidator.org/images/valid-rss-jonathan.gif)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar